job seeker adalah pencari
pekeriaan atau biasa disebut dengan pengangguran. Tidak ada seorang pun yang
ingin menjadi pengangguran, karena penangguran dianggap sebagai orang yang
tidak memiliki kemampuan untuk mencukupi hidupnya. Ada banyak faktor yang menyebabkan
seseorang menjadi pengangguran yaitu :
1. Terbatasnya
Lapangan Pekerjaan
Jumlah lapangan pekerjaan di
Indonesia yang sangat terbatas merupakan factor utama penyebab pengangguran,
hal tersebut disebabkan karena semakin bertambahnya penduduk Indonesia namun
tidak diimbangi dengan perluasan lapangan pekerjaan.
2. Kurangnya
keahlian
Kealian yang dimiliki seseorang
berbeda-beda, bagi seseorang yang memiliki keahlian yang lebih menonjol
dibandingkan orang lain maka akan mudah untuk mendapatkan pekerjaan yang
diinginkan, namun sebaliknya bagi mereka yang tidak memiliki keahlian maka akan
sulit untuk mencari pekerjaan.
3. Buta
informasi
Seseorang menjadi penangguran
juga dapat disebabkan karena kurangmya informasi akan adanya suatu lowongan
pekerjaan, biasanya hal tersebut dapat terjadi karena orang tersebut malas
mencari informasi. Padahal, informasi akan suatu lowongan pekerjaan dapat ia
peroleh melalui media cetak maupun elektronik.
4. Meningkatnya
urbanisasi
Urbanisasi merupakan
perpindahan penduduk dari desa ke kota. Banyak orang desa yang menganggap bahwa
merantau ke kota dapat memperbaiki kehidupannya menjadi lebih baik tanpa
memperhatikan keterampilan yang ia miliki, sehingga mereka hanya berbekal nekat
untuk hidup di kota-kota besar dan pada akhirnya akan menjadi seorang
pengangguran yang dapat membebani keluarga maupun masyarakat. Maka dari itu
jika orang desa ingin pindah ke kota harus memiliki keterampilan sebagai modal
mencari kerja.
5. Pertumbuhan
penduduk yang semakin meningkat
Pertumbuhan penduduk Indonesia
semakin meningkat dari tahun ke tahun hal tersebut disebabkan karena
masih banyak penduduk Indonesia yang mempercayai mitos bahwa “banyak anak
banyak rejeki” padahal hal tersebut sangat tidak benar justru semakin banyak
anak maka semakin banyak biaya yang harus dikeluarkan untuk membiayai hidupnya.
6. Rendahnya
pendidikan formal
Masih banyak masyarakat
Indonesia yang meremehkan pendidikan bagi anak-anaknya, padahal pendidikan
formal adalah salah satu modal utama untuk mencari pekerjaan. Namun rendahnya
pendidikan seseorang juga dapat disebabkan karena kurangnya kemampuan dari segi
ekonomi untuk membiayai sekolah anaknya ke jenjang yang lebih tinggi.
7. Terjadinya
Pemutusan Hubungan Kerja
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
dapat terjadi karena perusahaan yang menutup atau mengurangi bidang usahanya
akibat krisis ekonomi atau keamanan yang kurang kondusif, peraturan yang
menghambat investasi, hambatan dalam proses ekspor-impor, dan sebagainya.
Sehingga PHK ini dapat mencetuskan lebih banyak pengangguran.
Pengangguran
intelektual di Indonesia cenderung terus meningkat dan semakin mendekati titik
yang mengkhawatirkan. Pengangguran intelektual ini tidak terlepas dari
persoalan dunia pendidikan yang tidak mampu menghasilkan tenaga kerja
berkualitas sesuai tuntutan pasar kerja sehingga seringkali tenaga kerja
terdidik kita kalah bersaing dengan tenaga kerja asing. Fenomena inilah yang
sedang dihadapi oleh bangsa kita di mana para tenaga kerja yang terdidik banyak
yang menganggur walaupun mereka sebenarnya menyandang gelar. Sebagian besar
lulusan Perguruan Tinggi adalah lebih sebagai pencari kerja (job seeker)
daripada pencipta lapangan pekerjaan (job creator) merupakan salah satu
penyebab tingginya angka pengangguran berpendidikan tinggi. Hal ini
dimungkinkan karena sistem pembelajaran yang diterapkan di perguruan tinggi
saat ini lebih terfokus pada bagaimana menyiapkan para mahasiswa yang cepat
lulus dan mendapatkan pekerjaan, bukan sebagai lulusan yang siap bekerja dengan
menciptakan pekerjaan. Selain itu secara umum aktivitas kewirausahaan
(Entrepreneurial Activity) mahasiswa relatif masih rendah. Entrepreneurial
Activity diterjemahkan sebagai individu aktif dalam memulai bisnis baru dan
dinyatakan dalam persen total penduduk aktif bekerja.
Mengapa
di Perguruan Tinggi perlu melakukan pengembangan jiwa kewirausahaan kepada para
mahasiswa? Hal itu terkait dengan Keengganan lulusan perguruan tinggi
memilih menjadi wirausahawan. Salah satu factor penyebabnya adalah karena
terjebak dalam mitos yang terbentuk dan berkembang dalam masyarakat kita bahwa
diperlukan modal yang besar untuk memulai suatu usaha, padahal tidak demikian
adanya. Memang benar bahwa semua usaha membutuhkan modal untuk bisa
berjalan; juga benar bahwa banyak bisnis jatuh karena tidak didukung keuangan
yang memadai. Namun ketidakmampuan manajemen, lemahnya pemahaman terhadap
persoalan keuangan; investasi yang buruk dan perencanaan yang jelek adalah
sejumlah variabel yang menentukan jatuh bangunnya sebuah usaha. Banyak
wirausahawan sukses berhasil mengatasi persoalan kekurangan uang dalam
menjalankan usahanya dengan cara yang elegan. Bahkan ada wirausahawan yang
sanggup memulai usaha dengan kemungkinan berhasil 98% (Tung Desem Waringin,
2005).
Pengembangan jiwa kewirausahaan
bagi mahasiswa Perguruan Tinggi dimaksudkan untuk memberikan bekal kepada
mahasiswa agar mahasiswa/alumni memiliki pola pikir, pola sikap dan pola tindak
yang mengutamakan inovasi, kreativitas dan kemandirian.
Tujuan pembelajaran
kewirausahaan di perguruan tinggi adalah bagaimana mentransformasikan jiwa,
sikap dan perilaku wirausaha dari kelompok business entrepreneur yang
dapat menjadi bahan dasar guna merambah lingkungan entrepreneur lainnya,
yakni academic, govenrment dan social entrepreneur.
Kesimpulan yang dapat kita tarik, seperti yang telah kita ketahui Indonesua masih sangat minim akan orang - orang yang hendak mencari pendapatan atau menggeluti bidang kewirausahaan ( job creator ) atau bisnis. Padahal bidang ini sangat menjanjikan keutungan besar apabila kita mendalami dengan sungguh - sungguh.
Menjadi job creator seperti yang kita tahu harus menciptakan sesuatu yang kreatif dan inovatif dan harus mampu menghadapi segala resiko atau peluang yang ada disekitar, selalu berusaha untuk berprestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik dan memiliki inisiatif. Kewirausahaan sangat membantu pemerintah dalam mengatasi masalah pengangguran serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. membangun semangat kewirausahaan yang tangguh ditengah tengah masyarakat kita yang masih mengantungkan harapan yang tinggi pada pilihan menjadi karyawan seringkali mengalami benturan. Jika kita menginginkan system perekonomian yang kuat maka mau tidak mau kita harus berubah, dengan mengambil pilihan sebagai seorang wirausaha(job creator).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar