A. STUKTUR PRODUKSI
Struktur produksi adalah logika proses
produksi, yang menyatakan hubungan antara beberapa pekerjaan
pembuatan komponen sampai menjadi produk akhir, yang biasanya ditunjukkan
dengan menggunakan skema. Struktur produksi nasional dapat dilihat
menurut lapangan usaha dan hasil produksi kegiatan ekonomi nasional.
Berdasarkan lapangan usaha struktur produksi nasional terdiri dari sebelas
lapangan usaha dan berdasarkan hasil produksi nasional terdiri dari 3 sektor,
yakni sektor primer, sekunder, dan tersier.
Sejalan dengan perkembangan pembangunan ekonomi struktur produksi suatu perekonomian cenderung mengalami perubahan dari dominasi sektor primer menuju dominasi sektor sekunder dan tersier. Perubahan struktur produksi dapat terjadi karena :
Sejalan dengan perkembangan pembangunan ekonomi struktur produksi suatu perekonomian cenderung mengalami perubahan dari dominasi sektor primer menuju dominasi sektor sekunder dan tersier. Perubahan struktur produksi dapat terjadi karena :
·
Sifat manusia dalam perilaku konsumsinya yang cenderung
berubah dari konsumsi barang barang pertanian menuju konsumsi lebih banyak
barang-barang industri
·
Perubahan
teknologi yang terus-menerus, dan
·
Semakin meningkatnya keuntungan komparatif dalam
memproduksi barang-barang industri.
Struktur produksi nasional pada awal tahun pembangunan
jangka panjang ditandai oleh peranan sektor primer, tersier, dan industri.
Sejalan dengan semakin meningkatnya proses pembangunan ekonomi maka pada akhir
Pelita V atau kedua, struktur produksi nasional telah bergeser dari dominasi
sektor primer menuju sektor sekunder.
# Overview of Production System
Produsen adalah penghasil produk dan
konsumen adalah pemakai produk. Perusahaan atau produsen akan melakukan Market
Information (Informasi Pasar). Informasi Pasar akan sangatlah penting untuk
suatu perusahaan karena dengan ini perusahaan akan menciptakan produk yang akan
dibutuhkan konsumen. Perusahaan juga akan mencari informasi barang apa saja
yang sekarang lebih dibutuhkan oleh konsumen sehingga perusahaan dapat
melakukan informasi pasar dan memproduksi dengan tepat.
1. Customer sales & Forecasts
Perusahaan akan melakukan suatu aktivitas yang
bertujuan untuk memperkirakan besarnya permintaan konsumen terhadap produk yang
nantinya akan dijual kepada konsumen. Perkiraan dilakukan agar perusahaan dapat
mengetahui berapa kira-kira besar permintaan akan produk yang akan dibuat.
2. Finance
Keuangan perusahaan haruslah tercatat dengan rapi dan
teliti karena data keuangan perusahaan akan digunakan untuk proses produksi,
pengembangan perusahaan, gaji,modal, biaya bahan baku, biaya sewa, pengembangan
dan pengendalian kualitas, biaya distribusi, biaya produksi dan anggaran lain.
Dari semua jalannya proses produksi dan sistem produksi akan menggunakan
keuangan perusahaan. Perusahaan harus dapat mengelola keuangan perusahaan
dengan baik agar dapat keuntungan yang diperoleh maksimal dengan meminimalkan
pengeluaran perusahaan.
3. Design Engineering
Dalam suatu perusahaan perancangan suatu produk
sangatlah penting untuk dilakukan. Produk dirancang dengan suatu teknik yang
sesuai dengan permintaan pasar. Dalam perancangan, produk akan dibuat dengan
kesesuaian atau spesifikasi produk yang menarik dengan pengembangan yang
optimal dan kualitas yang terjamin sehingga menghasilkan produk dengan
reliabilitas produk, kemampuan pelayanan, ketangguhan dan kesesuaian manfaat
produk dalam kebutuhan konsumen. Tujuan teknik perancangan adalah mengurangi
biaya produksi dengan tetap menjaga fungsi dan kualitas yang diinginkan dengan
mengoptimalkan rancangan suatu produk hingga pabrikasi dengan standard mutu dan
spesifikasi serta kualitas baik.
4. Research & Development
Research terhadap sebuah produk yang akan diproduksi
adalah salah satu faktor menentukan kualitas produk. Produk akan diteliti dan
dikembangkan sebelum sampai ke konsumen. Proses ini meliputi perancangan,
pengujian dan perancangan kembali untuk menentukan produk baru yang akan
diproduksi. Penggunaan material yang baik juga akan menentukan terjaminnya
kualitas suatu produk. Suatu produk akan dikatakan berkualitas apabila memiliki
spesifikasi dan mutu yang berstandard.
5. Production Planning Control (PPC)
Perencanaan pengendalian produksi meliputi proses
perakitan dari bahan-bahan, mesin-mesin dan peralatan lain serta modal yang
diperlukan untuk memproduksi dalam periode tertentu yang selanjutnya dilakukan
proses penyimpanan sampai proses produksi. PPC megatur aliran material dari
proses produksi mulai bahan mentah sampai produk jadi bahkan sampai produk
diterima konsumen. Dengan melakukan PPC yang optimal perusahaan akan mendapatkan
keuntungan maksimal serta menguasai pasar tertentu.
6. Inventory Control
Inventory control adalah unsur penting dalam
operasional perusahaan dan secara terus-menerus diperoleh, diubah dan nantinya
akan dijual kembali. Perusahaan harus dapat mengendalikan biaya inventory
karena biaya ini memakan 40-50% biaya produksi. Biaya inventory harus
diminimalkan sehingga perusahaan mendapat keuntungan yang maksimal dari
produksi.
7. Purchasing & Procurement
Pembelian terhadap bahan baku dan mesin harus disesuaikan
terhadap permintaan produk yang dibuat. Dalam hal ini dibuat daftar permintaan
bahan baku dan mesin sehingga biaya tetap terkontrol. Vendor (pemasok barang
dan mesin) akan mengirim barang dan mesin sesuai dengan permintaan perusahaan.
8. Manufacturing System
Sistem yang melakukan konversi bahan mentah menjadi
barang jadi sesuai dengan desain produk didasarkan pada keinginan konsumen
sehingga terjadi pertambahan nilai yang lebih tinggi dengan bahan mentah
menjadi barang jadi atau setengah jadi.
9. Inspection Quality Control
Inspection Quality Control adalah Suatu usaha untuk
memastikan apakah hubungan komponen dalam hal mutu dapat terjamin, untuk
mempertahankan kualitas dari produk yang dihasilkan agar sesuai dengan
spesifikasi dan standard mutu produk yang ditetapkan. IQC dilakukan setelah
produk selesai dibuat atau diproduksi.
10. Distribution
Distribusi adalah suatu penyaluran barang dari
produsen ke konsumen. Penyaluran akan produk dilakukan setelah proses produksi
dan pengendalian kualitas terhadap produk selesai. Biaya distribusi meliputi
biaya angkut(transport), biaya pergudangan bila dibutuhkan penyimpanan barang
terlebih dahulu. Biasanya biaya biaya diatas sangat diminimalisir supaya biaya
produksi tidak tinggi atau dengan kata lain perusahaan dapat mendapat
keuntungan yang maksimal dengan efisiensi biaya produksi. Perusahaan akan
mendapatkan keuntungan maksimal bila perusahaan dapat melaksanakan siklus
diatas secara baik.
Setelah pembahasan tentang Struktur Produksi,
selanjutnya pembahasan tentang Gross National Bruto
(GDP). Pendapatan Domestik Bruto (Gross Domestic Bruto/GDP) adalah
Jumlah barang atau jasa yang dihasilkan suatu negara berikut hasil produksi
barang dan jasa yang dihasilkan oleh seseorang dan perusahaan asing. Dari pernyataan
diatas dapat disimpulkan bahwa GDP sangat berpengaruh dengan GNP, sehingga
apabila GDP naik maka GNP naik begitu juga sebaliknya.
B. PENDAPATAN
NASIONAL
Salah satu
indikator perekonomian suatu negara yang sangat penting adalah yang disebut
dengan pendapatan nasional. Pendapatan nasional dapat diartikan sebagai suatu
angka atau nilai yang menggambarkan seluruh produksi,pengeluaran atau
pendapatan yang dihasilkan dari semua prilaku/sektor ekonomi dari suatu negara
dalam waktu kurun tertentu.
Pendapatan nasional sering dipergunakan sebagai
indikator ekonomi dalam hal:
·
Menentukan laju tingkat perkembangan/pertumbuhan perekonomian suatu negara.
·
Mengukur keberhasialn suatu negara dalam mencapai yujuan pembangunan ekonominya.
·
Membandingkan tingkat kesejahtraan masyarakat suatu negara dengan negara
lainnya.
Pendapatan
nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga
keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam
satu periode,biasanya selama satu tahun.
*Sejarah
Konsep pendapatan nasional pertama
kali dicetuskan oleh Sir
William Petty dari Inggris yang berusaha menaksir pendapatan
nasional negaranya(Inggris) pada tahun 1665.
Dalam perhitungannya, ia menggunakan anggapan bahwa pendapatan nasional
merupakan penjumlahan biaya hidup (konsumsi) selama setahun. Namun, pendapat
tersebut tidak disepakati oleh para ahli ekonomi modern, sebab menurut
pandangan ilmu ekonomi modern, konsumsi bukanlah satu-satunya unsur dalam
perhitungan pendapatan nasional. Menurut mereka, alat utama sebagai pengukur
kegiatan perekonomian adalah Produk Nasional Bruto (Gross National Product,
GNP), yaitu seluruh jumlah barang dan jasa yang dihasilkan tiap tahun oleh
negara yang bersangkutan diukur menurut harga pasar pada suatu negara.
*Konsep
Berikut adalah beberapa konsep pendapatan nasional
·
Produk
Domestik Bruto (GDP)
Produk domestik bruto (Gross
Domestic Product) merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang
dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara
(domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil
produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang
beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan
termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah
yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor. Pendapatan nasional
merupakan salah satu ukuran pertumbuhan ekonomi suatu negara.
·
Produk Nasional
Bruto (GNP)
Produk Nasional Bruto (Gross
National Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa barang dan jasa
yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun;
termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang
berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing
yang beroperasi di wilayah negara tersebut.
PNB = PDB + Pendapatan faktor produksi luar
negeri – Pembayaran Faktor produksi luar negeri
·
Produk
Nasional Neto (NNP)
Produk Nasional Neto (Net
National Product) adalah GNP dikurangi depresiasi atau penyusutan barang
modal (sering pula disebut replacement). Replacement penggantian
barang modal/penyusutan bagi peralatan produski yang dipakai dalam proses
produksi umumnya bersifat taksiran sehingga mungkin saja kurang tepat dan dapat
menimbulkan kesalahan meskipun relatif kecil.
NNP = GNP – Depresiasi
·
Pendapatan
Nasional Neto (NNI)
Pendapatan Nasional Neto (Net
National Income) adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa
yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik
faktor produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak
tidak langsung. Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang
bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak penjualan, pajak
hadiah, dll.
NNI = NNP – Pajak Langsung
·
Pendapatan
Perseorangan (PI)
Pendapatan perseorangan (Personal
Income)adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam
masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun.
Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer
payment). Transfer payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan
merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian
pendapatan nasional tahun lalu, contoh pembayaran dana pensiunan, tunjangan
sosial bagi para pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah, dan
sebagainya. Untuk mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, NNI harus
dikurangi dengan pajak laba perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha
kepada pemerintah), laba yang tidak dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di
dalam perusahaan untuk beberapa tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan
perusahaan), dan iuran pensiun (iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja
dan setiap perusahaan dengan maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga
kerja tersebut tidak lagi bekerja).
PI = NNI – Laba ditahan – Pembayaran asuransi +
Pendapatan bunga personal + Penerimaan Bukan balas jasa.
·
Pendapatan
yang siap dibelanjakan (DI)
Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable
Income) adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang
dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi
investasi. Disposable income ini diperoleh dari personal income
(PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax) adalah
pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus
langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan.
DI = PI – Pajak pendapatan prsonal.
Pendapatan Nasioanal per kapita
Pendapatan per kapita (per capita
income) adalah pendapatan rata-rata jumlah penduduk disuatu negara pada suatu
periode tertentu selama satu tahun. Biasanya digunakan untuk melihat kemajuan
pertumbuhan perekonomian suatu negara. Pendapatan per kapita ini diperoleh
dengan membagi pendapatan nasioanal (GNP atau GDP) dengan jumlah penduduk di
suatu negara (Indonesia).
* Penghitungan Pendapatan Nasioanal.
Pendapatan negara dapat dihitung dengan tiga
pendekatan, yaitu:
1) Pendekatan
pendapatan, dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan (upah, sewa, bunga, dan
laba) yang diterima rumah tangga konsumsi dalam suatu negara selama satu
periode tertentu sebagai imbalan atas faktor-faktor produksi yang diberikan
kepada perusahaan.Y = r + w + i + p
2) Pendekatan
produksi, dengan cara menjumlahkan nilai seluruh produk yang dihasilkan suatu
negara dari bidang industri, agraris, ekstraktif,
jasa,
dan niaga
selama satu periode tertentu. Nilai produk yang dihitung dengan pendekatan ini
adalah nilai jasa dan barang jadi (bukan bahan mentah atau barang
setengah jadi). Y = [(Q1 x P1) + (Q2 x P2) + (Qn x Pn) ......]
3) Pendekatan
pengeluaran, dengan cara menghitung jumlah seluruh pengeluaran untuk membeli
barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara selama satu periode
tertentu. Perhitungan dengan pendekatan ini dilakukan dengan menghitung
pengeluaran yang dilakukan oleh empat pelaku kegiatan ekonomi negara, yaitu:
Rumah tangga (Consumption), pemerintah (Government), pengeluaran
investasi (Investment), dan selisih antara nilai ekspor dikurangi impor
(X − M). Y = C + I + G + (X-M). Rumus menghitung pertumbuhan ekonomi
adalah sebagai berikut : g = {(PDBs-PDBk)/PDBk} x 100% g = tingkat
pertumbuhan ekonomi PDBs = PDB riil tahun sekarang PDBk = PDB riil tahun
kemarin. Contoh soal :
PDB Indonesia tahun 2008 = Rp. 467 triliun, sedangkan PDB pada tahun 2007 adalah = Rp. 420 triliun. Maka berapakah tingkat pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008 jika diasumsikan harga tahun dasarnya berada pada tahun 2007 ?
PDB Indonesia tahun 2008 = Rp. 467 triliun, sedangkan PDB pada tahun 2007 adalah = Rp. 420 triliun. Maka berapakah tingkat pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008 jika diasumsikan harga tahun dasarnya berada pada tahun 2007 ?
jawab :
g = {(467-420)/420}x100% = 11,19%
g = {(467-420)/420}x100% = 11,19%
*Manfaat
Selain bertujuan untuk mengukur tingkat kemakmuran
suatu negara dan untuk mendapatkan data-data terperinci mengenai seluruh barang
dan jasa yang dihasilkan suatu negara selama satu periode, perhitungan
pendapatan nasional juga memiliki manfaat-manfaat lain, diantaranya untuk
mengetahui dan menelaah struktur perekonomian nasional. Data pendapatan
nasional dapat digunakan untuk menggolongkan suatu negara menjadi negara industri, pertanian, atau negara jasa.
Contohnya, berdasarkan pehitungan pendapatan nasional dapat diketahui bahwa Indonesia termasuk negara pertanian atau agraris,
Jepang merupakan negara industri, Singapura termasuk negara yang unggul di sektor
jasa, dan sebagainya.
Disamping itu, data pendapatan nasional juga dapat digunakan untuk menentukan besarnya kontribusi berbagai sektor perekomian terhadap pendapatan nasional, misalnya sektor pertanian, pertambangan, industri, perdaganan, jasa, dan sebagainya. Data tersebut juga digunakan untuk membandingkan kemajuan perekonomian dari waktu ke waktu, membandingkan perekonomian antarnegara atau antardaerah, dan sebagai landasan perumusan kebijakan pemerintah.
Disamping itu, data pendapatan nasional juga dapat digunakan untuk menentukan besarnya kontribusi berbagai sektor perekomian terhadap pendapatan nasional, misalnya sektor pertanian, pertambangan, industri, perdaganan, jasa, dan sebagainya. Data tersebut juga digunakan untuk membandingkan kemajuan perekonomian dari waktu ke waktu, membandingkan perekonomian antarnegara atau antardaerah, dan sebagai landasan perumusan kebijakan pemerintah.
Faktor yang memengaruhi
·
Permintaan
dan penawaran agregat
Permintaan agregat menunjukkan hubungan antara
keseluruhan permintaan terhadap barang-barang dan jasa sesuai dengan tingkat
harga. Permintaan agregat adalah suatu daftar dari keseluruhan barang dan jasa
yang akan dibeli oleh sektor-sektor ekonomi pada berbagai tingkat harga,
sedangkan penawaran agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan penawaran
barang-barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan dengan
tingkat harga tertentu.
Konsumsi merupakan salah satu faktor yang memengaruhi pendapatan nasional
Jika terjadi perubahan permintaan atau penawaran
agregat, maka perubahan tersebut akan menimbulkan perubahan-perubahan pada
tingkat harga, tingkat pengangguran dan tingkat kegiatan ekonomi secara
keseluruhan. Adanya kenaikan pada permintaan agregat cenderung mengakibatkan
kenaikan tingkat harga dan output nasional (pendapatan nasional), yang
selanjutnya akan mengurangi tingkat pengangguran. Penurunan pada tingkat
penawaran agregat cenderung menaikkan harga, tetapi akan menurunkan output
nasional (pendapatan nasional) dan menambah pengangguran.
·
Konsumsi dan
tabungan
Konsumsi adalah pengeluaran total untuk memperoleh
barang-barang dan jasa dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu tertentu
(biasanya satu tahun), sedangkan tabungan (saving) adalah bagian dari
pendapatan yang tidak dikeluarkan untuk konsumsi. Antara konsumsi, pendapatan,
dan tabungan sangat erat hubungannya. Hal ini dapat kita lihat dari pendapat Keynes
yang dikenal dengan psychological consumption yang membahas
tingkah laku masyarakat dalam konsumsi jika dihubungkan dengan pendapatan.
·
Investasi
Pengeluaran untuk investasi merupakan salah satu
komponen penting dari pengeluaran agregat.
C. DISTRIBUSI
PENDAPATAN NASIONAL DAN KEMISKINAN
Distribusi
pendapatan dan kemiskinan di Indonesia pada sekarang ini sudah sangat kompleks,
mengingat pertumbuhan penduduk tidak diimbangi oleh pertumbuhan lapangan kerja.
Akibatnya, banyak sekali pengangguran yang tersebar, baik yang terselubung
maupun yang nyata karena kesulitannya mencari pekerjaan yang sesuai dengan
keahliannya dan banyaknya pesaing. Walaupun pemerintah sudah menanggulangi
lonjakan penduduk dengan program transmigrasi tetapi distribusi pendapatan yang
ada tidak terlalu baik.
Kemiskinan, Distribusi Pendapatan, Masalah
Kemiskinan,dan Ketimpangan.
Pertumbuhan versus Pemerataan.
Pertumbuhan versus Pemerataan.
* Simon Kuznets (1955) membuat hipotesis adanya kurva
U terbalik (inverted U curve) bahwa mula-mula ketika pembangunan dimulai,
distribusi pendapatan akan makin tidak merata, namun setelah mencapai suatu
tingkat pembangunan tertentu, distribusi pendapatan makin merata.
Indikator Distribusi Pendapatan
* Distribusi Ukuran (Distribusi Pendapatan Perorangan)
* Kurva
Lorenz
* Koefisien
Gini
Distribusi Ukuran
(personal distribution of income)
(personal distribution of income)
* Distribusi pendapatan perseorangan (personal
distribution of income) atau distribusi ukuran pendapatan (size distribution of
income) merupakan indikator yang paling sering digunakan oleh para ekonom.
Ukuran ini secara langsung menghitung jumlah penghasilan yang diterima oleh
setiap individu atau rumah tangga.
* Yang diperhatikan di sini adalah seberapa banyak pendapatan yang diterima seseorang, tidak peduli dari mana sumbernya, entah itu bunga simpanan atau tabungan, laba usaha, utang, hadiah ataupun warisan.
* Lokasi sumber penghasilan (desa atau kota) maupun
sektor atau bidang kegiatan yang menjadi sumber penghasilan (pertanian,
industri, perdagangan, dan jasa) juga diabaikan.
* Bila si X dan si Y masing-masing menerima pendapatan yang sama per tahunnya, maka kedua orang tersebut langsung dimasukkan ke dalam satu kelompok atau satu kategori penghasilan yang sama, tanpa mempersoalkan bahwa si X memperoleh uangnya dari membanting tulang selama 15 jam sehari, sedangkan si Y hanya ongkang-ongkang kaki menunggu bunga harta warisan yang didepositokannya.
* Bila si X dan si Y masing-masing menerima pendapatan yang sama per tahunnya, maka kedua orang tersebut langsung dimasukkan ke dalam satu kelompok atau satu kategori penghasilan yang sama, tanpa mempersoalkan bahwa si X memperoleh uangnya dari membanting tulang selama 15 jam sehari, sedangkan si Y hanya ongkang-ongkang kaki menunggu bunga harta warisan yang didepositokannya.
* Berdasarkan pendapatan tsb, lalu dikelompokkan
menjadi lima kelompok, biasa disebut kuintil (quintiles) atau sepuluh kelompok
yang disebut desil (decile) sesuai dengan tingkat pendapatan mereka, kemudian
menetapkan proporsi yang diterima oleh masing-masing kelompok.
* Selanjutnya dihitung berapa % dari pendapatan
nasional yang diterima oleh masing-masing kelompok, dan bertolak dari
perhitungan ini mereka langsung memperkirakan tingkat pemerataan atau tingkat
ketimpangan distribusi pendapatan di masyarakat atau negara yang bersangkutan.
* Indikator yang memperlihatkan tingkat ketimpangan atau pemerataan distribusi pendapatan diperoleh dari kolom 3, yaitu perbandingan antara pendapatan yang diterima oleh 40 persen anggota kelompok bawah (mewakili lapisan penduduk termiskin) dan 20 persen anggota kelompok atas (lapisan penduduk terkaya).
* Indikator yang memperlihatkan tingkat ketimpangan atau pemerataan distribusi pendapatan diperoleh dari kolom 3, yaitu perbandingan antara pendapatan yang diterima oleh 40 persen anggota kelompok bawah (mewakili lapisan penduduk termiskin) dan 20 persen anggota kelompok atas (lapisan penduduk terkaya).
* Rasio inilah yang sering dipakai sebagai ukuran
tingkat ketidakmerataan antara dua kelompok ekstrem, yaitu kelompok yang sangat
miskin dan kelompok yang sangat kaya di dalam suatu negara. Rasio
ketidakmerataan dalam contoh di atas adalah 14 dibagi dengan 51, atau sekitar 1
berbanding 3,7 atau 0,28.
* Peta pendapatan jika total populasi dibagi menjadi sepuluh kelompok (desil) yang masing-masing menguasai pangsa 10 persen pada kolom 4.
* 10 persen populasi terbawah (dua individu atau rumah
tangga yang paling miskin) hanya menerima 1,8 persen dari total pendapatan,
sedangkan 10 persen kelompok teratas (dua individu atau rumah tangga terkaya)
menerima 28,5 persen dari pendapatan nasional.
* Bila ingin diketahui berapa yang diterima oleh 5
persen kelompok teratas, maka jumlah penduduknya harus dibagi menjadi 20
kelompok yang masing-masing anggotanya sama (masing-masing kelompok terdiri
dari satu individu) dan kemudian dihitung persentase total pendapatan yang
diterima oleh lima kelompok teratas dari pendapatan nasional atau total
pendapatan yang diterima oleh kedua puluh kelompok tersebut.
* Dari Tabel 5-1, kita bisa mengetahui bahwa
pendapatan 5 persen penduduk terkaya (20 individu) menerima 15 persen dari
pendapatan, lebih tinggi dibandingkan dengan total pendapatan dari 40 persen
kelompok terendah (40 persen rumah tangga yang paling miskin).
Kurva Lorenz
* Sumbu horisontal menyatakan jumlah penerimaan
pendapatan dalam persentase kumulatif. Misalnya, pada titik 20 kita mendapati
populasi atau kelompok terendah (penduduk yang paling miskin) yang jumlahnya
meliputi 20 persen dari jumlah total penduduk. Pada titik 60 terdapat 60 persen
kelompok bawah, demikian seterusnya sampai pada sumbu yang paling ujung yang
meliputi 100 persen atau seluruh populasi atau jumlah penduduk.
* Sumbu vertikal menyatakan bagian dari total
pendapatan yang diterima oleh masing-masing persentase jumlah (kelompok)
penduduk tersebut. Sumbu tersebut juga berakhir pada titik 100 persen, sehingga
kedua sumbu (vertikal dan horisontal) sama panjangnya.
* Setiap titik yang terdapat pada garis diagonal
melambangkan persentase jumlah penerimanya (persentase penduduk yang menerima
pendapatan itu terdapat total penduduk atau populasi). Sebagai contoh, titik
tengah garis diagonal melambangkan 50 persen pendapatan yang tepat
didistribusikan untuk 50 persen dari jumlah penduduk.
* Titik yang terletak pada posisi tiga perempat garis diagonal melambangkan 75 persen pendapatan nasional yang didistribusikan kepada 75 persen dari jumlah penduduk.
* Titik yang terletak pada posisi tiga perempat garis diagonal melambangkan 75 persen pendapatan nasional yang didistribusikan kepada 75 persen dari jumlah penduduk.
* Garis diagonal merupakan garis "pemerataan
sempurna" (perfect equality) dalam distribusi ukuran pendapatan.
* Persentase pendapatan yang ditunjukkan oleh
titik-titik di sepanjang garis diagonal tersebut persis sama dengan persentase
penduduk penerimanya terhadap total penduduk.
* Titik A menunjukkan bahwa 10 persen kelompok
terbawah (termiskin) dari total penduduk hanya menerima 1,8 persen total
pendapatan (pendapatan nasional).
* Titik B menunjukkan bahwa 20 persen kelompok
terbawah yang hanya menerima 5 persen dari total pendapatan, demikian
seterusnya bagi masing-masing 8 kelompok lainnya. Perhatikanlah bahwa titik tengah,
menunjukkan 50 persen penduduk hanya menerima 19,8 persen dari total
pendapatan.
* Semakin tinggi derajat ketidakmerataan, kurva Lorenz
akan semakin melengkung (cembung) dan semakin mendekati sumbu horizontal
sebelah bawah.
Figur (a):
Distribusi pendapatan yang relatif merata
(ketimpangannya tidak parah).
Figur (b):
Distribusi pendapatan yang relatif tidak merata
(ketimpangannya parah)
Koefisien Gini dan Ukuran Ketimpangan
* Pengukuran tingkat ketimpangan atau ketidakmerataan
pendapatan yang relatif sangat sederhana pada suatu negara dapat diperoleh
dengan menghitung rasio bidang yang terletak antara garis diagonal dan kurva
Lorenz dibagi dengan luas separuh bidang di mana kurva Lorenz itu berada.
* Pada Figur 5-6, rasio yang dimaksud adalah rasio atau
perbandingan bidang A terhadap total segitiga BCD. Rasio inilah yang dikenal
sebagai rasio konsentrasi Gini (Gini concentration ratio) yang seringkali
disingkat dengan istilah koefisien Gini (Gini coefficient).
* Istilah tersebut diambil dari nama seorang ahli statistik Italia yang pertama kali merumuskannya pada tahun 1912.Koefisien Gini dan Ukuran Ketimpangan Agregat
* Pengukuran tingkat ketimpangan atau ketidakmerataan pendapatan yang relatif sangat sederhana pada suatu negara dapat diperoleh dengan menghitung rasio bidang yang terletak antara garis diagonal dan kurva Lorenz dibagi dengan luas separuh bidang di mana kurva Lorenz itu berada.
* Istilah tersebut diambil dari nama seorang ahli statistik Italia yang pertama kali merumuskannya pada tahun 1912.Koefisien Gini dan Ukuran Ketimpangan Agregat
* Pengukuran tingkat ketimpangan atau ketidakmerataan pendapatan yang relatif sangat sederhana pada suatu negara dapat diperoleh dengan menghitung rasio bidang yang terletak antara garis diagonal dan kurva Lorenz dibagi dengan luas separuh bidang di mana kurva Lorenz itu berada.
* Pada Figur 5-6, rasio yang dimaksud adalah rasio
atau perbandingan bidang A terhadap total segitiga BCD. Rasio inilah yang
dikenal sebagai rasio konsentrasi Gini (Gini concentration ratio) yang
seringkali disingkat dengan istilah koefisien Gini (Gini coefficient).
* Istilah tersebut diambil dari nama seorang ahli statistik Italia yang pertama kali merumuskannya pada tahun 1912.
* Istilah tersebut diambil dari nama seorang ahli statistik Italia yang pertama kali merumuskannya pada tahun 1912.
* Koefisien Gini adalah ukuran ketidakmerataan atau
ketimpangan (pendapatan/ kesejahteraan) agregat (secara keseluruhan) yang
angkanya berkisar antara nol (pemerataan sempurna) hingga satu (ketimpangan
yang sempurna).
* Angka ketimpangan untuk negara-negara yang
ketimpangan pendapatan di kalangan penduduknya dikenal tajam berkisar antara
0,50 hingga 0,70.
* Untuk negara-negara yang distribusi pendapatannya
dikenal relatif paling baik (paling merata), berkisar antara 0,20 sampai 0,35.
KEMISKINAN
·
Menurut
Sallatang (1986) kemiskinan adalah ketidakcukupan penerimaan pendapatan dan
pemilikan kekayaan materi, tanpa mengabaikan standar atau ukuran-ukuran
fisiologi, psikologi dan sosial.
·
Menurut
Esmara (1986) mengartikan kemiskinan ekonomi sebagai keterbatasan sumber-sumber
ekonomi untuk mempertahankan kehidupan yang layak. Fenomena kemiskinan umumnya
dikaitkan dengan kekurangan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang
layak.
·
Menurut
Basri (1995) bahwa kemiskinan pada dasarnya mengacu pada keadaan serba
kekurangan dalam pemenuhan sejumlah kebutuhan, seperti sandang, pangan, papan,
pekerjaan, pendidikan, pengetahuan, dan lain sebagainya.
·
Menurut
Badan Pusat Statistik (2000), kemiskinan didefinisikan sebagai pola konsumsi
yang setara dengan beras 320 kg/kapita/tahun di pedesaan dan 480
kg/kapita/tahun di daerah perkotaan.
·
Poli (1993)
menggambarkan kemiskinan sebagai keadaan ketidakterjaminan pendapatan,
kurangnya kualitas kebutuhan dasar, rendahnya kualitas perumahan dan aset-aset
produktif, ketidakmampuan memelihara kesehatan yang baik, ketergantungan dan
ketiadaan bantuan, adanya perilaku antisosial (anti-social behavior), kurangnya
dukungan jaringan untuk mendapatkan kehidupan yang baik, kurangnya
infrastruktur dan keterpencilan, serta ketidakmampuan dan keterpisahan.
·
Bappenas
dalam dokumen Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan juga mendefinisikan
masalah kemiskinan bukan hanya diukur dari pendapatan, tetapi juga masalah
kerentanan dan kerawanan orang atau sekelompok orang, baik laki-laki maupun
perempuan untuk menjadi miskin
·
Menurut Sutrisno
(1993), ada dua sudut pandang dalam memahami substansi kemiskinan di Indonesia.
Pertama adalah kelompok pakar dan aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang
mengikuti pikiran kelompok agrarian populism, bahwa kemiskinan itu
hakekatnya, adalah masalah campur tangan yang terlalu luas dari negara dalam
kehidupan masyarakat pada umumnya, khususnya masyarakat pedesaan. Dalam
pandangan ini, orang miskin mampu membangun diri mereka sendiri apabila
pemerintah memberi kebebasan bagi kelompok itu untuk mengatur diri mereka
sendiri. Kedua, kelompok para pejabat, yang melihat inti dari masalah
kemiskinan sebagai masalah budaya. Orang menjadi miskin karena tidak memiliki etos
kerja yang tinggi, tidak meiliki jiwa wiraswasta, dan pendidikannya rendah.
Disamping itu, kemiskinan juga terkait dengan kualitas sumberdaya manusia.
Berbagai sudut pandang tentang kemiskinan di Indonesia dalam memahami
kemiskinan pada dasarnya merupakan upaya orang luar untuk memahami tentang
kemiskinan. Hingga saat ini belum ada yang mengkaji masalah kemiskinan dari
sudut pandang kelompok miskin itu sendiri.
·
Levitan (1980) mengemukakan kemiskinan adalah kekurangan
barang-barang dan pelayanan-pelayanan yang dibutuhkan untuk mencapai suatu
standar hidup yang layak.
·
Faturchman
dan Marcelinus Molo (1994)
mendefenisikan bahwa kemiskinan adalah ketidakmampuan individu dan atau rumah
tangga untuk memenuhi kebutuhan dasarnya.
·
Menurut Suparlan
(1993) kemiskinan didefinisikan sebagai suatu standar tingkat hidup yang
rendah, yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau
segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam
masyarakat yang bersangkutan.
·
Friedman (1979) mengemukakan kemiskinan adalah ketidaksamaan
kesempatan untuk memformulasikan basis kekuasaan sosial, yang meliptui : asset
(tanah, perumahan, peralatan, kesehatan), sumber keuangan (pendapatan dan
kredit yang memadai), organisiasi sosial politik yang dapat dimanfaatkan untuk
mencapai kepentingan bersama, jaringan sosial untuk memperoleh pekerjaan,
barang atau jasa, pengetahuan dan keterampilan yang memadai, dan informasi yang
berguna. Dengan beberapa pengertian tersebut dapat diambil satu poengertian
bahwa kemiskinan adalah suatu situasi baik yang merupakan proses maupun akibat
dari adanya ketidakmampuan individu berinteraksi dengan lingkungannya untuk
kebutuhan hidupnya.
I.
SPECKER
(1993) mengatakan bahwa kemiskinan mencakup beberapa hal yaitu :
1. kekurangan fasilitas fisik bagi kehidupan yang normal.
1. kekurangan fasilitas fisik bagi kehidupan yang normal.
2. gangguan
dan tingginya risiko kesehatan,
3. risiko keamanan dan kerawanan kehidupan sosial
ekonomi dan lingkungannya,
4. kekurangan pendapatan yang mengakibatkan tidak bisa hidup layak, dan
5. kekurangan dalam kehidupan sosial yang dapat ditunjukkan oleh ketersisihan sosial, ketersisihan dalam proses politik, dan kualitas pendidik yang rendah.
4. kekurangan pendapatan yang mengakibatkan tidak bisa hidup layak, dan
5. kekurangan dalam kehidupan sosial yang dapat ditunjukkan oleh ketersisihan sosial, ketersisihan dalam proses politik, dan kualitas pendidik yang rendah.
Masalah kemiskinan juga menyangkut tidak terpenuhinya hak-hak dasar masyarakat miskin untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan bermartabat. Pemecahan masalah kemiskinan perlu didasarkan pada pemahaman suara masyarakat miskin, dan adanya penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak-hak mereka, yaitu hak sosial, budaya, ekonomi dan politik.
·
Ukuran Kemiskinan
1.
Kemiskinan Absolut
Konsep
kemiskinan pada umumnya selalu dikaitkan dengan pendapatan dan
kebutuhan, kebutuhan tersebut hanya terbatas pada kebutuhan pokok atau
kebutuhan dasar ( basic need ).
kebutuhan, kebutuhan tersebut hanya terbatas pada kebutuhan pokok atau
kebutuhan dasar ( basic need ).
Kemiskinan
dapat digolongkan dua bagian yaitu :
a. Kemiskinan untuk memenuhi bebutuhan dasar.
b. Kemiskinan untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi.
2. Kemiskinan Relatif
Menurut Kincaid ( 1975 ) semakin besar ketimpang
antara tingkat hidup orang
kaya dan miskin maka semakin besar jumlah penduduk yang selalu miskin.
kaya dan miskin maka semakin besar jumlah penduduk yang selalu miskin.
Faktor-faktor Penyebab kemiskinan
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kemiskinan
baik secara langsung
maupun tidak langsung, yaitu sebagai berikut :
maupun tidak langsung, yaitu sebagai berikut :
• Tingkat kemiskinan cukup banyak.
• Mulai dari tingkat dan laju pertumbuhan output (
produktivitas tenaga kerja ).
• Tingkat inflasi.
• Tingkat inflasi.
• Tinggat Infestasi.
• Alokasi serta kualitas sumber daya alam.
• Tingkat dan jenis pendidikan.
• Etos kerja dan motivasi pekerja.
Strategi Dalam Mengurangi kemiskinan
• Pembangunan Sektor Pertanian
Sektor pertanian memiliki peranan penting di dalam
pembangunan karena sektor
tersebut memberikan kontribusi yang sangat besar bagi pendapatan masyarakat di
pedesaan berarti akan mengurangi jumlah masyarakat miskin.
• Pembangunan Sumber Daya manusia
tersebut memberikan kontribusi yang sangat besar bagi pendapatan masyarakat di
pedesaan berarti akan mengurangi jumlah masyarakat miskin.
• Pembangunan Sumber Daya manusia
Sumberdaya
manusia merupakan investasi insani yang memerlukan biaya yang
cukup besar, diperlukan untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan
kesejahteraan masyrakat secara umum, maka dari itu peningkatan lembaga
pendidikan, kesehatan dan gizi merupakan langka yang baik untuk diterapkan oleh
pemerintah.
• Peranan Lembaga Swadaya Masyarakat
cukup besar, diperlukan untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan
kesejahteraan masyrakat secara umum, maka dari itu peningkatan lembaga
pendidikan, kesehatan dan gizi merupakan langka yang baik untuk diterapkan oleh
pemerintah.
• Peranan Lembaga Swadaya Masyarakat
Mengingat
LSM memiliki fleksibilitas yang baik dilingkungan masyarakat
sehingga mampu memahami komunitas masyarakat dalam menerapkan rancangan
dan program pengentasan kemiskinan
sehingga mampu memahami komunitas masyarakat dalam menerapkan rancangan
dan program pengentasan kemiskinan
·
SUMBER
:
·
ttp://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2177548-konsep-dan-definisi-kemiskinan/#ixzz1qD1baVnr
Tidak ada komentar:
Posting Komentar